10 September 2010

A YEAR AND A HALF AFTER...

Satu setengah tahun yang lalu Allah memberitahuku si mata jernih itu ada. Kemeja biru tua itu membuatnya stand out in the crowd. Gayanya yang kaku membuatku ingin tersenyum, tapi kutahan. Tidak, aku tak ingin dia tahu aku memperhatikannya.

Dia berdiri di samping H yang kukenal sejak seleksi tahap satu. Mereka tampak akrab. "Damn," umpatku. "Ke mana saja aku selama ini? Kenapa baru sekarang aku bertemu dengannya?" Aku menutup mata. Untungnya D terlalu asyik dengan ceritanya sehingga tak memperhatikan gelagatku yang lebih tertarik dengan objek lain di ruangan itu.

"Hei!" sapa H.

"Hai!" jawabku sambil tersenyum pada H. Tapi pikiranku tetap terpatri pada lelaki 180 cm di sebelahnya.

Dia tetap menyimpan kedua tangannya di dalam saku celana. Oke, dia semakin menarik.

"Tes juga?" tanyanya.

Oh. Dia MAU ngomong juga.

Aku mengangguk. Mungkin dengan seulas senyum yang terlihat dipaksakan. Grogi, tau!

Diam. Dia bahkan tak bertanya siapa namaku. Tak pernah ada dalam kamusku mengajak laki2 yang kusuka berkenalan. NO FREAKIN' WAY.

H kembali berbicara dengannya. D sibuk dengan telepon selularnya. Aku? Berusaha untuk tidak tampak semakin tolol di depannya. Dan berharap tidak ada yang salah dengan apa yang kupakai hari itu.

***

Namanya A. Kami bertukar nomor telepon untuk saling mengabari tentang hasil seleksi ke-6 itu. Nyatanya sampai sekarang, satu setengah tahun kemudian, kami tidak pernah sekali pun berkomunikasi. Yang terakhir kudengar darinya adalah, "Gue nunggu taksi.". Aku tidak pernah bertemu dengannya lagi karena dia akhirnya diterima di perusahaan itu dan aku gagal di seleksi terakhir. Nomor teleponnya pun sudah kuhapus dari telepon selular lamaku yang siap dijual. Lagipula, jika aku tetap menyimpannya pun tak akan membuat keadaan berubah. Jangan pikir aku akan mencoba menghubunginya.

Satu setengah tahun setelah kejadian itu, saat ini. Aku sedang menanti kepastian apakah aku akan maju ke tahap selanjutnya dari proses seleksi kerja di perusahaan yang sama dengan satu setengah tahun lalu. Aku tahu dia masih di sana lewat akun Facebook-nya. Tidak, aku tidak berteman dengannya. Aku menelusuri akunnya lewat akun D dan T. Dan seperti biasa, aku meng-Google-nya.

Aku sempat melupakannya. Menganggap dia tidak lebih dari seorang good-looking stranger. Bahkan aku tak pernah membayangkan menjadi seseorang yang spesial untuknya. Tapi saat ini, satu setengah tahun kemudian, dengan modal satu pertemuan singkat dan beberapa kalimat, aku berharap dialah takdirku. Yang akan kutemui di hari pertama, kedua, atau mungkin ketigaku di kantor baruku.

Well, we'll see.


"When will I see your face again,
When will you touch my life again,
When will I breathe you in again,
I think I love you, will I see your face again

You know that all my life I’ve been waiting,
Waiting for some, someone like you to love me,
You can’t come by like an angel, into my life,
And then fly away, fly away..."

(Jamie Scott and The Town - When Will I See Your Face Again)

Tidak ada komentar: